kepada Jarak yang kerap hadirkan sesak
Kenapa rindu kau buat sedimikian rumit seperti ini?
Ingin bertemu tapi tak bisa.
Ingin bertemu tapi tak bisa.
Ingin menyapa hanya bisa lewat suara.
Tak bisakah aku mengusap rambutnya tanpa harus melaluimu, jarak?
Tak bisakah aku mengusap rambutnya tanpa harus melaluimu, jarak?
Aku sudah sering berdamai denganmu.
Dengan sabar menerima kehadiranmu diantara hubungan kami, jarak.
Tapi kali ini, aku benar-benar membencimu.
Tapi kali ini, aku benar-benar membencimu.
Aku sedang sangat rindu, tak tahu kah kamu? tak kasihan kah kau denganku, jarak?
Tetes air mataku mungkin juga membencimu, dia sering aku jatuhkan karenamu, jarak.
Tapi, aku juga tak bisa pungkiri.
Kehadiranmu juga sering memperindah
rinduku.
Hadirmu mengistimewakan pertemuanku.
Dengan adanya kamu, jarak.
Aku jadi tahu seberapa besar perjuangannya untuk bertemu denganku.
Hadirmu menyadarkanku betapa cinta dan sayangnya memang benar adanya
bukan hanya bualan belaka.
Dengan hadirmu diantara hubungan kami, aku belajar banyak tentang apa itu kesabaran dan tulus cinta kasih sayang.
Aku memang sering membencimu tapi aku juga kerap sadar harusnya aku
banyak berterimakasih padamu. Karena aku selalu menjadi wanita yang
istimewa setiap dia berhasil melewatimu, jarak
Dan jarak, tolong segera pergi dari kami setelah waktunya tiba.
Dimana nanti hanya ada aku dan dia.
Duduk berdampingan, berada dalam
satu rumah dan menghabiskan sisa hidup bersama.
Tak ada kamu lagi
sebagai penghalangnya…
Dariku,
Wanita yang rindunya kau perumit
#dari blog mbak-mbak dengan frekuensi rindu yang sama hehe :9